Ganjar mengatakan hal itu ketika menyapa para tamu di rumah Pendeta Emeritus Eka Lasa Purwibawa di RT 07 RW 01 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Ganjar mengatakan keluarga dan warga harus perhatian terhadap kegiatan anak-anak di sekitarnya agar tidak terjerumus ke hal negatif.
"Kalau tiba-tiba ada orang asing mencurigakan datang doyong kira-kira karena narkoba, maka warga cepat-cepat bertindak, lapor. Atau barang kali anak-anak muda bergerombol dan tertutup lagi ngapain, mungkin nonton gambar porno," kata Ganjar, Minggu (25/12/2016).
Maka menurut Ganjar, kegiatan berkumpul anak-anak di pinggir jalan sambil berburu suara klakson unik bus lebih baik daripada kegiatan-kegiatan yang menjerumuskan ke hal-hal buruk.
"Lebih baik kerumun teriak-teriak bahagia mengangkat tulisan om telolet om daripada narkoba dan pornografi," pungkas Ganjar.
Fenomena itu sangat digandrungi dan ada warga di Solo yang iseng menanyakan apakah akan ada festival untuk kegiatan 'om telolet om'. Ganjar pun tidak menutup kemungkinan festival itu bakal digelar demi kesenangan warganya.
"Ada yang tanya, minta festival telolet. Ya boleh saja asal anak-anak bahagia," ujarnya.
Namun Ganjar mengingatkan kepada para orangtua agar memperhatikan anak-anaknya yang kini sedang ikut demam telolet. Karena kegiatan itu dilakukan di pinggir jalan dengan banyak kendaraan yang melintas.
"Para orangtua, hati-hati, soalnya itu di pinggir jalan," tandas Ganjar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar