Minggu, 05 Maret 2017

Korban Meninggal Longsor Sumbar Jadi 6 Orang, 1 di Antaranya Bayi

Jakarta - Korban akibat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat bertambah menjadi 6 orang tewas dan 2 lainnya luka berat. Bertambahnya korban itu diterima dari laporan tim di Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Kabupaten Limapuluh Kota.

"Jumlah korban bertambah dengan adanya laporan dari lapangan. Hingga Minggu (5/3) pukul 21.30 WIB, Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Kabupaten Limapuluh Kota melaporkan 2 orang meninggal dunia dan 2 luka berat akibat banjir dan longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Senin (6/3/2017).

Salah satu korban tewas adalah bayi berusia 2 hari. Bayi tersebut berada di dalam inkubator di Puskesmas Pangkalan saat air deras tiba-tiba masuk ke dalam Puskesmas Pangkalan dan bayi tersebut tak terselamatkan.

"Informasi dari Posko, bayi meninggal di Puskesmas Pangkalan. Kronologinya setelah prosesi kelahiran di Puskesmas kemudian bayi dimasukkan inkubator pada Rabu (1/3) lalu. Saat masih dalam inkubator tiba-tiba air deras masuk dan merendam Puskesmas Pangkalan sehingga bayi tidak dapat diselamatkan pada Kamis (2/3). Saat kejadian listrik padam karena banyak tiang listrik roboh terkena longsor," jelas Sutopo dalam keterangan itu.

Keenam korban tewas tersebut telah teridentifikasi, berikut nama-namanya:

1. Doni Fernandes (33) karena tertimbun longsor;
2. Teja (19) karena tertimbun longsor;
3. Yogi Saputra (23) karena tertimbun longsor;
4. Karudin (25) karena tertimbun longsor;
5. Muklis (45) karena hanyut banjir, dan;
6. Bayi (2 hari) karena terendam banjir,

Korban luka berat adalah Syamsul Bahri (22) dan Candra (42). Masa tanggap darurat pun diberlakukan hingga Kamis (9/3) mendatang di Kabupaten Limapuluh Kota.

Ruas jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat dan Riau sudah dibersihkan dari material longsor yang menutupi jalan. Namun, menurut Sutopo jalan tersebut belum dapat sepenuhnya dilalui akibat adanya bagian jalan yang amblas dan memerlukan perbaikan. Hingga saat ini kondisi listrik juga belum pulih total. 

"Longsor menyebabkan beberapa instalasi milik PLN rusak dan akibatnya 117 gardu listrik terpaksa dipadamkan serta 14.657 pelanggan PLN tak teraliri listrik. Perbaikan jaringan listrik terkendala pada jalan yang rusak dan tertimbun longsor," ujarnya.

Sutopo menyatakan BNPB telah menyerahkan bantuan Rp 500 juta dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat kepada BPBD Kabupaten Limapuluh Kota. Saat ini BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Sebagian besar masyarakat juga ada yang telah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah karena banjir sudah surut.

"Kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat, mobil tanki air, makanan siap saji, air bersih, peralatan rumah untuk membersihkan lumpur, dan obat-obatan," ungkapnya.

Banjir dan longsor ini terjadi pada 25 titik dengan rincian 13 titik longsor dan 12 titik banjir. Longsor tersebar pada 9 titik di Kecamatan Pangkalan. Sedangkan banjir tersebar pada 7 kecamatan dengan titik banjir tertinggi mencapai 1,5 meter di Kecamatan Pangkalan yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar