Jumat, 24 Maret 2017

Reklamasi Disetop, PT KNI: 22 Ribu Pekerja Berhenti

Jakarta - Presiden Direktur PT Kapuk Naga Indah (KNI) Nono Sampono berbicara soal penghentian proyek reklamasi Pulau C, D dan E yang dikerjakan KNI. Ada dampak sosial ekonomi yang begitu besar terkait penghentian proyek itu.

Nono menyebut PT KNI kebagian proyek reklamasi di Pulau C, D dan E. Pulau E belum direklamasi dan Pulau C baru 40 persen dan belum dibangun apa-apa. Sedangkan Pulau D, proses reklamasi sudah 100 persen dan sudah ada bangunan yang berdiri. Nono pun menjelaskan alasan penghentian proyek reklamasi di 3 pulau ini.

"Sebelum turun sanksi itu, Menko Maritim, dulu Pak Rizal Ramli dan Bu Susi melihat dua pulau ini merekat. Memang dalam rencana tidak karena belum matang kita rekatkan. Tapi sebelum kita menggaruk lagi, sudah ada kunjungan dan sanksi itu datang," tutur Nono di Pulau C reklamasi, Jakarta, Jumat (24/3/2017).

Dana reklamasi satu pulau ini disebut Nono mencapai Rp 3 triliun. "Untuk reklamasi lebih dari Rp 3 triliun satu pulau. Pembangunan secara menyeluruh investasi lebih dari 28 triliun," sebutnya.

Dengan pengeluaran dana yang besar, tentu penghentian proyek ini memiliki dampak tersendiri, khususnya bagi para pekerja. Nono menceritakan sejak pertengahan tahun 2016 atau tepatnya menjelang bulan puasa, proyek reklamasi 3 pulau tersebut dihentikan dan menyebabkan 22.000 pekerja menganggur.

"Salah satu dampak pemberhentian proyek ini adalah sosial ekonomi. 22 ribu pekerja berhenti. Semenjak bulan puasa lalu, itu secara langsung ya. Kita belum bicara anak istri, warung-warung di sana (menunjuk ke arah ujung Pulau C) dan tempat menginap, mati semua," kata dia.

Nono pun bercerita soal nasib para pekerja yang terpaksa diberhentikan. Dia menyebut sebagian pekerja memilih pulang ke kampung halaman masing-masing.

"Mereka ada yang pulang kampung sebagian, sebagian kan kita punya proyek tidak hanya ini dan sebagian kecil kita bisa dispersi tapi paket sudah terikat kontraktor. Kontraktor berbeda ya tentu pekerja juga lain" beber Nono.

"Saya masih merekam 20 ribu belum bisa bekerja. Itu masalah sosial ekonomi. Kita belum perpajakan dan material, di balik itu semua ada dampak ekonomi. Pekerjaan harus on schedule karena hitungan bunga di bank karena ini murni swasta," tutupnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar